Jakarta: Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan covid-19 sebagai pandemi sejak Maret 2020. Di Indonesia, tingkat kematian akibat penyakit covid-19 yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) telah mencapai 8,9 persen, ini merupakan kasus kematian covid-19 yang tertinggi di Asia Tenggara.
Dan, menurut data dari Gugus Tugas, di Indonesia angka kematian yang tinggi diakibatkan oleh penyakit penyerta atau komorbid. Yakni penyakit yang memang sudah dimiliki oleh pasien positif covid-19 yang kemudian penyakit komorbid akan memperparah kondisi pasien tersebut.
DR Med, Dr. Maya Surjadjaja, M. Gizi, SpGK, FAAMFM mengatakan yang disebut penyakit penyerta (komorbid) adalah penyakit-penyakit yang sudah ada lebih dulu dan biasanya bersifat kronis.
"Penyakit yang nggak langsung datang seperti penyakit infeksi yang cepat teratasi. Tetapi, ini penyakit yang lambat laun yang pelan-pelan akan mengikuti terus di mana kita berada," katanya pada Webinar bertajuk "Bahaya Penyakit Penyerta pada Pasien Covid-19" pada 11 Juli 2020.
(Penyakit penyerta (komorbid) adalah penyakit-penyakit yang sudah ada lebih dulu dan biasanya bersifat kronis. Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
Menurut Dr. Maya, yang disebut penyakit komorbid diantaranya diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit saluran pernafasan, kardiovaskular, ginjal, dan obesitas. Sel tubuh di membran memiliki reseptor (ACE2) banyak di paru-paru, jantung, ginjal dan saluran pernafasan.
"Nah, pada orang-orang yang sudah memiliki komorbid, ekspresi ACE2 itu mengikat ke sel lebih kencang karena itu saat ia terpapar virus SARS-Cov-2 akan lebih cepat penyebarannya," jelas Dr. Maya.
Lantas apa hubungannya air kelapa, covid-19 dan komorbid?
Perlu diketahui, bahwa air kelapa muda sekitar 1 cup (250 cc) dengan 46 kalori mengandung karbohidrat, protein, magnesium, vitamin C, kalsium, manganese, kalium, dan natrium.
Hasil penelitian yang telah diuji pada manusia dan binatang menyebutkan bahwa air kelapa muda bersifat antiinflamasi. Selain itu, minum 450ml selama 30 hari, air kelapa muda akan meningkatkan enzim-enzim antioksidan yang dapat mengurangi kronik penyakit komorbid tadi. Antioksidan juga dapat memperbaiki sensitivitas insulin (untuk yang menderita diabetes dan pre diabetes), serta memiliki efek antihipertensi.
"Penelitian pada manusia, air kelapa muda dapat membantu penderita hipertensi, diare, sebagai antioksidan dan untuk rehidrasi tentunya," tutur Dr. Maya.
(Menurut Dr. Maya, air kelapa muda tidak akan berbahaya justru baik untuk orang dengan penyakit-penyakit penyerta. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Namun, perlu diingat meski sangat baik untuk kesehatan dan penderita komorbid, ada dosis yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi air kelapa muda. Untuk penderita hipertensi cukup 300ml dua kali sehari, dan karena air kelapa muda efektif sebagai pengganti elektrolit dan cairan tubuh yang hilang, bisa dikonsumsi 1 jam setelah kamu berolahraga.
Dr. Maya mengingatkan ada kondisi tertentu sehingga kamu perlu berhati-hati saat ingin mengonsumsi air kepala. Terutama, pada orang-orang yang memiliki kadar kaliumnya tinggi. Pada kondisi ini, air kepala muda bisa memicu gangguan irama jantung hingga pingsan. Juga, pada pasien yang sedang minum obat darah tinggi atau memiliki gangguan ginjal.
"Jadi, sebetulnya jangan hanya karena pandemi jadi terlalu berlebihan, takut, atau malah cuek. Indonesia itu memiliki kekayaan alam. Mau ada covid atau engga intinya tidak apa-apa mengonsumsi air kelapa. Kecuali, pada kondisi-kondisi tertentu yang sudah disebutkan tadi. Nah, saat pandemi ini kita kan tidak boleh stres, makan yang seimbang, jadi silahkan dikonsumsi dengan bijak. Air kelapa muda tidak akan berbahaya justru baik untuk orang dengan penyakit-penyakit penyerta," pungkas Dr. Maya.
(yyy)