Jakarta: Tak sedikit restoran saat ini berupaya untuk beradaptasi dengan protokol kesehatan dan keselamatan selama pandemi covid-19. Mulai dari pelayan yang memakai masker, meja makan yang diberi jarak enam kaki, penghalang plexiglass hingga boneka binatang yang menempati kursi-kursi kosong untuk mempertahankan jarak.
Hal ini merupakan salah satu cara restoran mulai beroperasi kembali pasca pandemi. Walau diantaranya juga ada yang tersendat secara finansial namun beberapa restoran juga hadir dengan cara kreatif untuk membuka kembali dengan mematuhi pedoman jarak sosial.
Dilansir dari Architectural Digest, berikut beberapa poin desain restoran yang kerap berubah, seperti:
1. Memaksimalkan ruang luar
Dengan memaksimalkan pemakaian ruangan bebas (outdoor) di restoran akan lebih menekankan jumlah kasus terbaru covid-19 yang terjadi. Bahkan, dengan makan di luar ruangan akan menjadi satu-satunya pilihan bagi pengunjung restoran di kota-kota seperti New York di masa mendatang.
Restoran di New York juga berusaha keras untuk memperluas ruang makan di luar ruangan sebisa mungkin. Sejauh ini, 6.800 restoran di New York City telah dibuka kembali untuk bersantap di luar ruangan.
Selain itu, Roma juga memanfaatkan ruang luarnya untuk pengunjung restoran. Bahkan, restoran Imago berbintang Michelin di Hassler Hotel di pindah dari dalam ruangan ke teras suite di lantai tujuh. Keputusan ini untuk menjamin keamanan yang lebih besar bagi para tamu dan staf di restoran.
2. Cara lain untuk memastikan jarak sosial
Penggunaan boneka di kursi kosong untuk memastikan jarak sosial tidak mungkin menjadi permanen. Menariknya, ada satu restoran di Amsterdam menciptakan solusi menarik yaitu dengan memasang serangkaian rumah kaca mini di sepanjang lorong untuk memungkinkan pasangan dan kelompok kecil hingga empat orang untuk makan tanpa terkena tamu lain.
Di malam hari, hiasan tersebut tampak bersinar dan menciptakan suasana romantis sehingga dapat dinikmati tamu terlepas dari tujuan menjaga jarak karena covid-19.
(Restoran Imàgo di Hassler Hotel Roma telah pindah dari ruang dalam ruangan ke teras suite di lantai tujuh. Foto: Laura Itzkowitz Dok. Architecturaldigest.com)
3. Restoran tanpa kontak langsung
Karena kebutuhan tinggi untuk membersihkan permukaan meja, banyak restoran yang menghilangkan dekorasi meja seperti lilin, lampu, bunga, tamplak meja dan menu yang dapat dibersihkan.
Restoran di Roma menawarkan tamu yang duduk di meja kosong dengan kode QR yang memungkinkan mereka untuk memesan menu secara langsung dari smartphone mereka. Hal ini menjadi inovasi yang sudah lumrah di Roma.
Menurut Forbes, kode QR bermunculan di semua tempat sebagai respons terhadap pandemi. Kami mungkin dapat mengharapkan untuk melihat lebih banyak bentuk pemesanan dan pembayaran tanpa kontak di masa mendatang.
4. Lebih banyak pilihan bawa pulang dan fleksibel
Dengan tidak makan di restoran (takeout) masih menjadi pilihan teraman saat ini bagi konsumen dan pekerja restoran.
Perubahan ini mungkin akan terus bertahan. Karena virus corona saat ini banyak menimbulkan kekacauan ekonomi pada industri restoran sehingga mengakibatkan mereka tutup sementara.
(yyy)