Jakarta: Internet memang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Apalagi, di masa pandemi seperti sekarang ini yang mengharuskan masyarakat untuk tetap berada di rumah demi mencegah penularan virus covid-19. Mulai dari bekerja hingga belajar harus dilakukan di rumah, sehingga internet menjadi kebutuhan utama masyarakat saat ini.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin cepat ditandai dengan kehadiran media internet telah mempermudah manusia untuk menyebarluaskan dan menerima/mencari informasi tanpa terikat batas negara dalam lingkup internasional. Sehingga, berbagai informasi sangat mudah disebarkan dan didapatkan apalagi di media sosial.
Nah, ICT Watch hadir untuk mengajak masyarakat bijak bermedia sosial dengan gerakan 'Internet Sehat'. Dalam program podcast The Community di PodMe.id, Acep dari Komunitas ICT Watch memaparkan tentang gerakan Internet Sehat yang telah berjalan selama 18 tahun.
Mailing List
ICT Watch adalah organisasi masyarakat sipil yang fokus pada kolaborasi pembangunan kapasitas sumber daya manusia Indonesia atas pengetahuan dan kemampuan literasi digital, ekspresi online dan tata kelola siber. Komunitas ini merupakan penggagas Internet Sehat (cyber wellness) pada tahun 2002, kampanye advokasi literasi digital yang masih secara konsisten melayani masyarakat Indonesia hingga saat ini.
Acep mengungkapkan gerakan Internet Sehat awalnya tercetus dari sebuah mailing list atau kelompok diskusi di internet sekitar tahun 2000 dengan nama 'Sekolah Dua Ribu'. Jadi, sekumpulan teman-teman yang konsen dibidang IT. Seiring berjalannya waktu tercetuslah ‘eh kenapa kita ga bikin gerakan internet sehat nih,’ akhirnya teman–teman sepakat yuk kita jalankan.
(Gerakan Internet Sehat awalnya tercetus dari sebuah mailing list atau kelompok diskusi di internet sekitar tahun 2000 dengan nama 'Sekolah Dua Ribu'. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
"Saat itu, kita gak punya dana apalagi kita swadaya. Akhirnya, tercetus itu bagaimana biar internet sehat ini bisa dikenal di masyarakat. Ketika sudah diskusi ada satu lembaga “gua punya uang sekian silahkan di pergunakan” akhirnya kita pergunakan apa nih akhinya kita bikin flayer pada saat itu. Konten–konten diskusi ketika kita jadikan point–point inti dalam internet sehat itu dalam satu flayer. Nah dari situ kita perbanyak flayer ga usah jauh–jauh dimulai dari lingkungan terdekat dulu. Seperti keluarga, tetangga, kalau ada sekolah kita sebarkan ke sekolah," ungkapnya.
Gerakan Internet Sehat bertujuan untuk membalikan atau mengubah image suatu informasi dari internet yang negatif menjadi positif. Bahwa di internet ini bukannya banyak yang negatif aja tapi lebih banyak positifnya. Dan, pada saat itu juga bukan hal yang mudah untuk meyakinkan masyarakat bahkan tidak sedikit yang mencemooh.
"Tapi, Alhamdulillah dengan konsisten internet ini udah diadopsi oleh banyak kalangan terutama dari pemerintah juga. Tahun 2008 itu salah satunya oleh Kementrian Kominfo pada saat itu masih Depkominfo dan Alhamdulillah sekarang sudah menjadi kita bisa sebut sebagai public domain," kenang Acep.
Sosialisasi, Advokasi dan Literasi Digital
ICT Watch telah menggulirkan beberapa program untuk mengkampanyekan grakan Internet Sehat. Diantaranya ada sosialisasi, advokasi, dan literasi digital. Untuk advokasi ICT Watch mendamping orang – orang yang terkena regulasi Undang–undang nomor 11 tahun 2008 tentang ITE.
Sedangkan, untuk kegiatan literasi digital mereka membuat kegiatan–kegiatan kerjasama multisearch stakeholder dengan komunitas yang ada di Indonesia, salah satunya adalah komunitas blogger.
"Blogger ini kan ada di seluruh daerah dengan nama masing– asing kayak Palembang blogger Wolkito, Makassar blogger Angingmamiri dan lain sebagainya. Selain itu, kita juga bersinergi berjaring dengan relawan TIK Indonesia. Mereka emang concern dengan bagian technology informasi dan komunikasi melalui orang–orangnya sebagai relawan. Ada di seluruh Indonesia setiap kota," jelas Acep.
"Nah, kalau untuk dunia media sosial kebetulan kita sudah banyak kerja sama dengan Google, YouTube dan Facebook juga Twitter. Salah satunya dulu kita dengan youtube yaitu punya Youtube Trusted Flagger. Kita menyaring konten-konten YouTube yang negatif. Bukan hanya sekedar kita tandai dan laporkan, tapi kita kasih alasan kenapa konten itu atau video itu minta ditutup atau di takedown," tambahnya.
View this post on InstagramBekerjasama dengan @oxfamdiindonesia, Seminar Literasi Digital digelar di 3 kota sslama 3 hari berturut-turut: 11-13 Februari 2020. Tiga kota yang dikunjungi tersebut adalah Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Barru dan Maros. Minggu depan giliran Sulawesi Tenggara yang akan kita sambangi Sampai berjumpa di Baubau dan Wakatobi #literasiprivasi #literasidigital #saferinternetday2020
Ingat, Tiga Tagline Internet Sehat!
Acep menyebutkan ICT Watch memiliki tiga tagline yang perlu dipahami, diingat dan dijalankan agar tetap sehat dan aman dalam bermedia sosial, yakni:
1. Think before posting,
2. Wise while online,
3. Saring before sharing.
(yyy)