Jakarta: Kemenparekraf baru membuat program padat karya di beberapa desa wisata NTB yang dinamakan BISA. Ini adalah gerakan padat karya yang bertujuan untuk mengoptimalkan pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif dalam menangani dan meningkatkan kebersihan, keindahan, dan kesehatan, serta keamanan masyarakat di destinasi dalam memasuki masa adaptasi kebiasaan baru pascapandemi covid-19.
Kegiatan ini berlangsung pada 24 hingga 27 Juli 2020 dan para masyarakat akan terlibat aktif di sini.
"Kebersihan, kesehatan, dan keamanan akan menjadi faktor utama yang dibutuhkan wisatawan di masa adaptasi kebiasaan baru nanti. Sehingga, kesiapan destinasi beserta seluruh pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di dalamnya harus benar-benar siap saat memasuki masa tersebut," kata Guntur Sakti, perwakilan dari Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf.
Berikut ketiga desa wisata yang dijadikan destinasi, yakni:
Desa Wisata Tete Batu
Desa Wisata Tete Batu sebagai salah satu desa wisata tujuan favorit yang banyak dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara sebelum terjadinya pandemi covid-19. Kegiatan pertama berlangsung di sini pada tanggal 24 hingga 25 Juli 2020. Ada sekitar 100 pekerja pariwisata dan ekonomi kreatif terdampak covid-19. Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, pihak kecamatan, Danramil serta perangkat desa, dan otoritas Taman Nasional Taman Gunung Rinjani yang melakukan aksi bersih-bersih.
(Rangkaian kegiatan ini tidak hanya sebagai bagian dari kegiatan padat karya, namun dapat menumbuhkan rasa peduli seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif. Foto: Dok. Indonesia.travel.com)
Desa Wisata Bonjeruk
Selanjutnya gerakan BISA juga berlangsung di Desa Wisata Bonjeruk, Lombok Tengah merupakan desa wisata yang dikembangkan atas kerja sama antara pemerintah daerah Lombok dengan Airasia, dan diresmikan pada 26 November 2019. Kegiatan yang juga melibatkan peran aktif masyarakat itu berlangsung di empat titik, meliputi batas Desa Bonjeruk hingga Desa Ubung, Presa, Ombak, dan Pusat Desa.
Kota Tua Ampenan
Sementara hari ketiga, kegiatan berlangsung di Kota Tua Ampenan, Mataram, yang juga didukung pemerintah setempat. Sekitar 100 pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Mataram diajak untuk melakukan gerakan bersih-bersih di beberapa kawasan Kota Tua Ampenan seperti, Pondok Perasi, Pabean, serta Kota Tua. Sebagai salah satu destinasi pariwisata, Kota Tua Ampenan, memiliki sejumlah potensi pariwisata mulai dari bangunan bersejarah, pantai, hingga kuliner.
Guntur Sakti berharap, rangkaian kegiatan ini tidak hanya sebagai bagian dari kegiatan padat karya, namun dapat menumbuhkan rasa peduli seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif akan kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlangsungan lingkungan.
"Kami juga telah menggulirkan program InDonesia Care sebagai kampanye nasional pariwisata sebagai simbol dari seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dan juga masyarakat. Ini menjadi bukti bahwa kami sangat peduli pentingnya menerapkan protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlangsungan lingkungan," kata Guntur Sakti.
(yyy)